Perahu Yang Dirusak Nabi Khidir

Lamin Etam – Satu dari tiga hal yg membuat Nabi Musa tak bisa menahan diri untuk bertanya kepada Nabi Khidir adalah terkait masalah perahu yang dirusak Nabi Khidir. Terang saja, karena tak ada angin dan tak ada hujan, perahu tersebut tiba-tiba saja dirusak oleh Nabi Khidir.

فَانْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا

“Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata, “Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.”

Belakangan, barulah Nabi Musa diberi tahu alasan sebenarnya musibah yang sengaja ditimpakan perahu itu, ternyata untuk melindungi dari dahsyatnya kekejaman seorang penguasa.

Perusakan perahu tersebut terjadi atas kehendak Allah yang dilakukan melalui wasilah Nabi Khidir, karena Dia Maha Penyayang lagi Maha Melindungi.

Kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya tidak akan berubah sampai kapan pun. Oleh karena itu, terkadang seorang hamba ditimpakan musibah, justru karena Allah ingin melindungi dari dahsyatnya api neraka.

مَا مِنْ شَىْءٍ يُصِيبُ الْمُؤْمِنَ فِى جَسَدِهِ يُؤْذِيهِ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ عَنْهُ بِهِ مِنْ سَيِّئَاتِه

“Tidaklah suatu musibah menimpa jasad seorang mukmin dan itu menyakitinya melainkan akan menghapuskan dosa-dosanya.” (Hadist Riwayat Ahmad)

Begitulah kisah Nabi Khidir dengan Nabi Musa yang dapat kita jumpai dalam surat Al-Kahfi ayat 71 merupakan pengingat, bahwa apabila sebuah musibah terjadi pada kita, cukup bayangkan saja bahwa hal itu berarti kita sedang diberi peran sebagai perahu tersebut oleh Allah.

BACA JUGA  5 Tangga Bisnis

Kasih sayang Allah

Perjalanan Nabi Khidir memang lebih bagus lagi jika kita simak secara menyeluruh. Awalnya bercerita tentang perahu berkondisi baik yang dirusak, dan akhirnya justru berkisah tentang rumah berkondisi rusak yang diperbaiki.

فَانْطَلَقَا حَتَّىٰ إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا

Maka keduanya berjalan, hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi tidak ada yang mau menjamu, kemudian keduanya mendapatkan dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata, “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.” (Surat Al-Kahfi : 77)

Tidakkah kita melihat keadilan Allah dalam jalinan cerita tersebut? Betapa berbagai cara dianugerahkan oleh Allah dalam melindungi hamba-hambaNya yang soleh.

Memang betul selama ini kita Ridha dengan segala ketentuan Allah, apalagi jika mengingat dosa-dosa kita yang tak mungkin bisa di hitung karena sudah menggunung. Tentu kita akan bersabar saat ditimpa musibah, karena hal itu berarti dosa-dosa yang telah kita perbuat sedang dibersihkan.

Tetapi Allah Maha Adil lagi Maha Mengetahui keinginan hambaNya. Percayalah bahwa Allah tidak hanya ingin melihat bagaimana kita bersabar atas musibah, tetapi juga bagaimana kita bersyukur atas karunia.

Yakinlah bahwa jalinan cerita dalam kehidupan setiap manusia akan diakhiri dengan pertolongan Allah. Dinding kebahagiaan kita yang awalnya roboh, kelak akan ditegakkan kembali dengan izin Allah.

BACA JUGA  Belajar Menjadi Orang Baik

Sungguh elok sekali kisah Nabi Khidir ini. Sebuah kisah yang menyimpan harapan bagi setiap muslim, bahwa kelak Allah pasti mempertemukan kita dengan anugerah-Nya yang indah. Perahu Yang Dirusak Nabi Khidir

Salam Hangat

Lamin Etam Advertising