LaminEtam.com – Risiko dalam konteks keuangan diartikan sebagai kemungkinan bahwa hasil atau keuntungan aktual dari suatu investasi akan berbeda dari hasil atau imbal hasil yang diharapkan. Risiko mencakup kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh investasi awal.
Secara kuantitatif, risiko biasanya dinilai dengan mempertimbangkan perilaku dan hasil historis. Dalam keuangan, deviasi standar adalah metrik umum yang terkait dengan risiko. Deviasi standar memberikan ukuran volatilitas harga aset dibandingkan dengan rata-rata historisnya dalam kerangka waktu tertentu.
Secara keseluruhan, penting dan bijaksana untuk mengelola risiko investasi dengan memahami dasar-dasar risiko dan bagaimana cara mengukurnya. Memahami risiko yang mungkin berlaku dalam berbagai skenario serta beberapa cara untuk mengelolanya secara holistik akan membantu semua jenis investor dan manajer bisnis menghindari kerugian yang tidak perlu dan mahal.
Poin-Poin Penting
- Risiko memiliki berbagai bentuk tetapi secara umum dikategorikan sebagai kemungkinan bahwa keuntungan aktual dari suatu investasi akan berbeda dari hasil yang diharapkan.
- Risiko mencakup kemungkinan kehilangan sebagian atau seluruh investasi.
- Ada beberapa jenis risiko dan beberapa cara untuk mengkuantifikasi risiko untuk penilaian analitis.
- Risiko dapat dikurangi dengan menggunakan strategi diversifikasi dan lindung nilai.
Dasar-Dasar Risiko
Setiap orang menghadapi berbagai jenis risiko setiap hari—baik dari berkendara, berjalan di jalan, berinvestasi, perencanaan modal, atau lainnya. Kepribadian investor, gaya hidup, dan usia adalah beberapa faktor utama yang harus dipertimbangkan untuk manajemen investasi individu dan tujuan risiko. Setiap investor memiliki profil risiko unik yang menentukan kesediaan dan kemampuan mereka untuk menanggung risiko. Secara umum, ketika risiko investasi meningkat, investor mengharapkan imbal hasil yang lebih tinggi sebagai kompensasi untuk mengambil risiko tersebut.
Sebuah gagasan fundamental dalam keuangan adalah hubungan antara risiko dan imbal hasil. Semakin besar jumlah risiko yang bersedia diambil seorang investor, semakin besar potensi imbal hasil. Risiko dapat muncul dalam berbagai bentuk dan investor perlu mendapatkan kompensasi untuk mengambil risiko tambahan. Misalnya, obligasi Treasury AS dianggap sebagai salah satu investasi teraman dan, jika dibandingkan dengan obligasi perusahaan, memberikan tingkat imbal hasil yang lebih rendah. Sebuah perusahaan memiliki kemungkinan kebangkrutan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah AS. Oleh karena itu, karena risiko gagal bayar dari investasi dalam obligasi perusahaan lebih tinggi, investor ditawarkan tingkat imbal hasil yang lebih tinggi.
Secara kuantitatif, risiko biasanya dinilai dengan mempertimbangkan perilaku dan hasil historis. Dalam keuangan, deviasi standar adalah metrik umum yang terkait dengan risiko. Deviasi standar memberikan ukuran volatilitas suatu nilai dibandingkan dengan rata-rata historisnya. Deviasi standar yang tinggi menunjukkan banyaknya volatilitas nilai dan oleh karena itu, tingkat risiko yang tinggi.
Individu, penasihat keuangan, dan perusahaan semua dapat mengembangkan strategi pengelolaan risiko untuk membantu mengelola risiko terkait dengan investasi dan kegiatan bisnis mereka. Secara akademis, ada beberapa teori, metrik, dan strategi yang telah diidentifikasi untuk mengukur, menganalisis, dan mengelola risiko. Beberapa di antaranya termasuk deviasi standar, beta, Value at Risk (VaR), dan Capital Asset Pricing Model (CAPM).
Mengukur dan mengkuantifikasi risiko sering memungkinkan investor, trader, dan manajer bisnis untuk melindungi beberapa risiko dengan menggunakan berbagai strategi, termasuk diversifikasi dan posisi derivatif.
Sekuritas Tanpa Risiko
Meskipun tidak ada investasi yang sepenuhnya bebas dari semua risiko, sekuritas tertentu memiliki risiko praktis yang sangat sedikit sehingga dianggap tanpa risiko.
Sekuritas tanpa risiko sering kali menjadi dasar untuk menganalisis dan mengukur risiko. Jenis investasi ini menawarkan tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan sangat sedikit atau tanpa risiko. Sering kali, semua jenis investor akan melihat sekuritas ini untuk menjaga tabungan darurat atau untuk menyimpan aset yang perlu segera diakses.
Contoh investasi dan sekuritas tanpa risiko termasuk sertifikat deposito (CD), rekening pasar uang pemerintah, dan surat utang AS (Treasury bills). Surat utang AS 30 hari umumnya dianggap sebagai sekuritas dasar tanpa risiko untuk pemodelan keuangan. Sekuritas ini didukung oleh keyakinan penuh dan kredit pemerintah AS, dan, mengingat tanggal jatuh tempo yang relatif pendek, memiliki eksposur suku bunga yang minimal.
Sementara rekening tabungan dan CD dianggap tanpa risiko dalam arti bahwa nilai mereka tidak dapat turun, kegagalan bank dapat mengakibatkan kerugian. FDIC hanya memberikan asuransi hingga $250.000 per penyimpan per bank, sehingga jumlah yang melebihi batas tersebut berisiko kehilangan akibat kegagalan bank.
Meskipun obligasi pemerintah AS sering kali dikutip sebagai “tanpa risiko,” investor dapat kehilangan uang jika pemerintah gagal membayar utangnya. AS hampir mengalami gagal bayar utang pada tahun 2011 ketika perselisihan politik mengenai batas utang menyebabkan penurunan peringkat kredit oleh Standard & Poor’s. Episode tersebut menyebabkan volatilitas dan ketidakpastian signifikan di pasar keuangan dan mengurangi pertumbuhan ekonomi.
Sebuah default yang mengancam pada tahun 2023 kemungkinan akan lebih buruk, mengingat tingginya tingkat utang secara keseluruhan dan lingkungan politik yang lebih terpolarisasi.
Risiko dan Jangka Waktu
Jangka waktu dan likuiditas investasi sering kali merupakan faktor kunci yang mempengaruhi penilaian risiko dan pengelolaan risiko. Jika seorang investor memerlukan dana yang dapat diakses segera, mereka cenderung tidak berinvestasi dalam investasi berisiko tinggi atau investasi yang tidak dapat segera dilikuidasi, dan lebih cenderung menempatkan uang mereka dalam sekuritas tanpa risiko.
Jangka waktu juga akan menjadi faktor penting bagi portofolio investasi individu. Investor muda dengan jangka waktu yang lebih lama hingga pensiun mungkin bersedia untuk berinvestasi dalam investasi berisiko tinggi dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi. Investor yang lebih tua memiliki toleransi risiko yang berbeda karena mereka memerlukan dana yang lebih mudah diakses.
Jenis-Jenis Risiko Keuangan
Setiap tindakan tabungan dan investasi melibatkan risiko dan imbal hasil yang berbeda. Secara umum, teori keuangan mengklasifikasikan risiko investasi yang mempengaruhi nilai aset ke dalam dua kategori: risiko sistematis dan risiko tidak sistematis.
Risiko sistematis, yang juga dikenal sebagai risiko pasar, adalah risiko yang dapat memengaruhi seluruh pasar ekonomi secara keseluruhan atau persentase besar dari total pasar. Risiko pasar adalah risiko kehilangan investasi karena faktor-faktor, seperti risiko politik dan risiko makroekonomi, yang mempengaruhi kinerja pasar secara keseluruhan. Risiko pasar tidak dapat dengan mudah diminimalkan melalui diversifikasi portofolio. Jenis risiko sistematis lainnya dapat mencakup risiko suku bunga, risiko inflasi, risiko mata uang, risiko likuiditas, risiko negara, dan risiko sosial-politik.
Risiko tidak sistematis, yang juga dikenal sebagai risiko spesifik atau risiko idiosinkratik, adalah kategori risiko yang hanya mempengaruhi suatu industri atau perusahaan tertentu. Risiko tidak sistematis adalah risiko kehilangan investasi akibat bahaya yang spesifik untuk perusahaan atau industri. Contohnya termasuk perubahan dalam manajemen, penarikan produk, perubahan regulasi yang dapat menurunkan penjualan perusahaan, dan kompetitor baru di pasar yang dapat mengambil alih pangsa pasar dari perusahaan.
Investor sering menggunakan diversifikasi untuk mengelola risiko tidak sistematis dengan berinvestasi dalam berbagai jenis aset.
Selain risiko sistematis dan tidak sistematis yang luas, ada beberapa jenis risiko spesifik, termasuk:
Risiko Bisnis
Risiko bisnis mengacu pada kelayakan dasar suatu bisnis—pertanyaan apakah sebuah perusahaan akan mampu melakukan penjualan yang cukup dan menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutupi biaya operasionalnya dan mendapatkan keuntungan. Sementara risiko keuangan berkaitan dengan biaya pembiayaan, risiko bisnis berkaitan dengan semua pengeluaran lain yang harus ditanggung oleh sebuah bisnis agar tetap beroperasi. Pengeluaran ini mencakup gaji, biaya produksi, sewa fasilitas, serta biaya kantor dan administrasi. Tingkat risiko bisnis perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti biaya barang, margin keuntungan, persaingan, dan tingkat permintaan keseluruhan untuk produk atau layanan yang dijual.
Risiko operasional adalah jenis risiko bisnis yang muncul dari operasi sehari-hari sebuah bisnis dan dapat mencakup risiko yang terkait dengan kegagalan sistem, kesalahan manusia, penipuan, atau proses internal lain yang dapat berdampak negatif pada kinerja keuangan bisnis. Risiko operasional dapat dikelola melalui pengendalian internal, proses, dan sistem yang efektif.
Bisnis dan investasi juga dapat terkena risiko hukum yang berasal dari perubahan hukum, regulasi, atau sengketa hukum. Risiko hukum dan regulasi dapat dikelola melalui program kepatuhan, pemantauan perubahan regulasi, dan mencari nasihat hukum sesuai kebutuhan.
Risiko Kredit atau Gagal Bayar
Risiko kredit adalah risiko bahwa seorang peminjam tidak akan dapat membayar bunga atau pokok yang tercantum dalam kewajiban utangnya. Risiko ini sangat mempengaruhi investor yang memiliki obligasi dalam portofolio mereka. Obligasi pemerintah, terutama yang diterbitkan oleh pemerintah federal, memiliki risiko gagal bayar paling sedikit dan, sebagai hasilnya, imbal hasil terendah. Sebaliknya, obligasi perusahaan cenderung memiliki risiko gagal bayar tertinggi, tetapi juga menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi sebagai kompensasi bagi investor.
Investor dapat meminimalkan risiko kredit dengan meneliti kualitas kredit dan status keuangan dari peminjam tertentu atau dengan berinvestasi dalam sekuritas yang didiversifikasi dengan baik.
Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko bahwa seorang investor tidak akan dapat membeli atau menjual sekuritas dengan harga yang diinginkan karena kurangnya aktivitas perdagangan, yang dapat menyebabkan investor tidak dapat mendapatkan kembali modal mereka dengan cepat. Risiko likuiditas dapat menjadi masalah besar bagi investor dalam pasar kecil atau sekuritas yang tidak terdaftar.
Sebagian besar investor ingin menghindari risiko likuiditas dengan memilih sekuritas yang dapat dengan mudah dibeli dan dijual. Namun, banyak investor tidak memperhitungkan risiko likuiditas saat membuat keputusan investasi. Sekuritas dapat dianggap likuid jika mereka dapat dengan mudah dan cepat ditransaksikan tanpa memengaruhi harga pasar secara signifikan.
Risiko Suku Bunga
Risiko suku bunga adalah risiko bahwa perubahan suku bunga akan memengaruhi nilai investasi secara negatif. Suku bunga yang meningkat cenderung mempengaruhi harga obligasi secara negatif, dan hal ini dapat menjadi risiko bagi investor obligasi. Ketika suku bunga naik, harga obligasi cenderung turun, yang dapat menghasilkan kerugian bagi investor. Sebaliknya, saat suku bunga menurun, harga obligasi cenderung meningkat.
Risiko suku bunga juga dapat berdampak pada perusahaan yang bergantung pada utang untuk membiayai operasi mereka. Jika perusahaan memiliki utang jangka panjang dengan suku bunga tetap, ia dapat terpengaruh ketika suku bunga pasar meningkat. Jika perusahaan memutuskan untuk meminjam dengan suku bunga lebih tinggi, mereka mungkin membayar lebih banyak untuk biaya pinjaman yang sama.
Mengelola Risiko Investasi
Pengelolaan risiko melibatkan identifikasi, analisis, dan respon terhadap risiko yang mungkin timbul dalam investasi atau bisnis. Di dalam konteks pengelolaan investasi, ada banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk mengelola risiko:
- Diversifikasi: Salah satu cara paling umum untuk mengelola risiko investasi adalah dengan diversifikasi. Dengan berinvestasi dalam berbagai aset—seperti saham, obligasi, dan properti—investor dapat mengurangi potensi kerugian. Jika salah satu investasi berkinerja buruk, aset lain dalam portofolio mungkin dapat mengimbangi kerugian tersebut.
- Penggunaan Derivatif: Derivatif, seperti opsi dan kontrak berjangka, dapat digunakan untuk melindungi nilai investasi dari risiko pasar. Misalnya, seorang investor yang memiliki saham dapat membeli opsi jual untuk melindungi nilai investasinya jika harga saham turun.
- Analisis Fundamental: Melakukan analisis menyeluruh terhadap perusahaan sebelum berinvestasi dapat membantu investor memahami potensi risiko yang mungkin terkait dengan investasi tersebut. Hal ini termasuk meneliti laporan keuangan, kinerja manajemen, dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi bisnis.
- Penyebaran Waktu Investasi: Dollar-cost averaging adalah strategi investasi di mana investor secara teratur menginvestasikan jumlah tetap dalam sekuritas. Pendekatan ini dapat membantu mengurangi dampak fluktuasi pasar, karena investor membeli lebih banyak saham ketika harga rendah dan lebih sedikit ketika harga tinggi.
- Penyesuaian Portofolio: Mengelola risiko juga berarti menyesuaikan portofolio investasi secara berkala. Investor harus mengevaluasi ulang portofolio mereka untuk memastikan bahwa aset mereka sesuai dengan tujuan investasi, toleransi risiko, dan kondisi pasar saat ini.
Kesimpulan
Mengelola risiko investasi adalah aspek penting dari strategi investasi yang sukses. Dengan memahami berbagai jenis risiko, investor dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi investasi mereka dan memaksimalkan potensi imbal hasil. Diversifikasi, penggunaan derivatif, analisis fundamental, penyebaran waktu investasi, dan penyesuaian portofolio adalah beberapa cara untuk mengelola risiko dengan lebih efektif.
Penting bagi investor untuk tidak hanya mempertimbangkan imbal hasil potensial, tetapi juga untuk menilai risiko yang terkait dengan investasi mereka. Dengan pendekatan yang tepat, investor dapat meminimalkan risiko dan mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih baik.
Ingin tetap update dengan tips terbaru tentang digital marketing, SEO, AI, dan bisnis dari Lamin Etam? Jangan lewatkan artikel menarik kami berikutnya! Bergabunglah dengan komunitas eksklusif kami di WhatsApp dan dapatkan informasi langsung di genggaman Anda.
Klik di sini untuk join Chanel WhatsApp
Bersama Lamin Etam, mari menguasai dunia digital dan membantu UMKM menggapai masa depan!